Membangun Sistem Pendidikan Sekolah
Penulis : Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd.
Penerbit : UIN-Malang Press
Cetakan : I, Juni 2008
Tebal : xvi + 236 halaman
Peresensi : Bayu Tara Wijaya
Sebuah pepatah bahwa sesuatu yang paling abadi di dunia adalah perubahan. Tiada sesuatu yang bertahan statis di dunia, segalanya mengalami perubahan, demikian pula dengan kondisi lembaga termasuk sekolah/madrasah juga memiliki kemampuan untuk berubah. Oleh karena itu, hanya perubahan itu sendirilah yang akan abadi.
Secara empirik, mutu madrasah/sekolah selama ini hanya dipandang pada model pembelajarannya saja. Sempat mencuat bahwa sekolah/madrasah yang favorit manakalah pengajarnya profesional dalam mengajar atau dibilang lulusannya setara strata-2 atau juga pernah kuliah diluar negeri. Wajar jika bermunculan sekolah/madrasah ingin berubah dengan mengembangkan sistem berstandart internasional agar dikatakan sebagai sekolah/madrasah yang favorit.
Perubahan memamang ada, banyak para pengelolah sekolah/madrasah yang cenderung akan hal yang bersifat favorit. Tetapi realitanya, pengelola hanya memikirkan menjadi sekolah/madrasah yang favorit tidak sekolah/madrasah yang bermutu. Sebab, mutu sekolah/madrasah menjadi prioritas penting untuk menjadi sekolah/madrasah menuju perubahan ke arah favorit mutunya. Secara jelasnya, sekolah/madrasah tidak membutuhkan favorit, tapi bermutu.
Karya Manajemen Pengembangan Mutu Sekolah/Madrasah mencoba memberikan gagasan visioner untuk merubah dan membangun Indonesia dalam stakeholder manajemen sekolah/madrasah. Selama ini banyak para stakeholder yang menjadikan sekolah/madrasah sebagai lahan bisnis. Unsur mengabdi pada negara dan agama seraya minta dibayar dengan gaji semata. Perselingkuhan stakeholder seperti ini yang menjadikan mutu sekolah/madrasah hanya ditentukan dengan tarif pendidikan, sehingga tidak ada lagi sekolah berstandart internasional tapi sekolah bertarif internasional.
Seyogyanya, perubahan lembaga dalam mengembangkan sekolah/madrasah perlu digagaskan stakeholder potensial dan menformulasikan visi, misi serta tujuan sekolah/madrasah yang tidak asal-asalan. Untuk mengetahui siapa stakeholder sekolah/madrasah, manajer harus mengenal berbagai bentuk dan mutu layanan serta produk yang dihasilkan oleh sekolah/madrasah. Sebab, berbagai bentuk mutu layanan dan produk sekolah/madrasah akan memengaruhi stakeholder. Untuk itu, stakeholder bukan lagi mengenal dan menentukan tarif gaji yang diterima tapi mutu sekolah/madrasah itu sendiri.
Penetapan stakeholder dari lembaga pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam manajemen lembaga. Kesalahan dalam menentukan stakeholder potensial tersebut akan berdampak pada kesalahan dalam proses perubahan manajemen selanjutnya yang pada akhirnya akan menimbulkan tidak terserapnya produk dan layanan lembaga pendidikan di masyarakat. Itulah sebabnya sebelum dilakukan analisis, lembaga pendidikan harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya yang ada di lembaga tersebut dengan memproyeksikan stakeholder utama ke depan.
Setelah diketahuinya dan ditetapkannya stakeholder utama, maka lembaga sudah mulai lebih jelas berkaitan dengan hal utama. Kondisi ini akan sangat membantu dalam pemilihan prioritas-prioritas lembaga. Ibaratnya, sekolah/madrasah akan disetir ke jalur yang dituju. Namun demikian, agar operasional sekolah/madrasah tersebut lebih fokus dan lebih tepat dalam menentukan prioritas-prioritas sekolah/madrasah maka ditetapkanlah visi dan misi sekolah/madrasah. Visi dan misi sekolah merupakan tujuan jauh yang harus dicapai oleh sekolah/madrasah dalam kurun waktu tertentu.
Sekolah/madrasah yang tidak memiliki visi dan misi atau memiliki visi dan misi yang belum menjadi acuan kerja, maka setiap komponen sekolah/madrasah tersebut akan bergerak ke arah yang menjadi visinya sendiri-sendiri. Sehingga sekolah/madrasah tidak mempunyai arah karena setiap komponen menentukan arahnya sendiri –lembanga yang tidak punya tujuan dan saling mementingkan ideologi sendiri-sendiri.
Selain itu, manajemen atau strategi dalam mengelolah sekolah/madrasah juga menjadi hal yang vital. Strategi ini menjadi patokan utama sekolah/madrasah dalam pembuatan suatu program-program kerja ke depan. Pengembangan strategi sekolah/madrasah harusnya diutamakan pada hal yang bersifat kegiatan akademik dalam upaya untuk menghasilkan lulusan atau produk sebagaimana yang dicitakan.
Dengan demikian, kemampuan dalam mencapai predikat sekolah/madrasah bermutu harus memiliki manajemen pendidikan yang bermutu pula. Manakalah manajemen sekolah/madrasah rendah, sudah bisa dipastikan lembaga akan mengalami kegagalan berorganisir. Hal ini terkait pentingnya pengembangan mutu sekolah/madrasah merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia. Predikat positif yang disandangkan dari peningkatan kualitas kehidupan pada akhirnya mengores pada sumber daya manusia (SDM) pada suatu negara untuk lebih maju dan bermutu.
Namun, pengembangan mutu sekolah/madrasah bukanlah semuda yang dibayangkan. Semuanya membutuhkan sebuah proses, tidak ada hal yang ‘kun fayakun’ langsung jadi begitu saja. Oleh karena itu, faktor-faktor yang menjadikan sekolah/madrasah bermutu harus memiliki tingkat stakeholder potensial yang mampu memberikan visioer dan memanajemen strategi pengelolaan sebuah lembaga.
Sepantasnya, para stakeholder berkepribadian yang bermutu pula. Kemampuan memimpin dalam melaksanakan perubahan terutama perubahan dalam maindset orang-orang yang ada di sekolah/madrasah akan menjadi titik awal dalam meraih pendidikan bermutu yang memiliki karakter sekolah/madrasah yang kompetitif dan unggul.
Relevansinya, setiap lembaga harus memiliki tipe pemimpin potensial yang mampu mengelola manajemen lembaga untuk mencapai mutu yang dibaggakan. Untuk itu, tidak ada apresiasi yang lebih spesial terhadap karya ini, kecuali dengan membacanya.
0 Komentar:
Post a Comment