Eksistensi Madzab Rasionalisme Rene` Descartes
Eksistensi Madzab Rasionalisme Rene` Descartes
(Resepsi, Sebuah Penjelasan Akal)
Oleh Bayu Tara Wijaya
(Resepsi, Sebuah Penjelasan Akal)
Oleh Bayu Tara Wijaya
Keberadaan rasionalitas menurut René Descartes yang termaktup dalam bahasa prancis Cogito Ergo Sum atau Je Pense Donc Je Suis yang memiliki arti Indonesia "aku berfikir maka aku ada". Konsep rasionalitas tersebut banyak disalah artikan oleh beberapa orang setelah René Descartes. Tetapi kebanyakan orang salah menafsirkan dan salah mengunakan pedoman tersebut. Mereka tidak tahu sejarah filosofi munculnya kalimat tersebut. Akhirnya niat baik yang tersebunyi pada dua kalimat tersebut tidak muncul sinergis sebagaimana hakikat makna kandungannya.
Aliran rasionalisme menyakini bahwa sumber pengetahuan adalah rasio, kebenaran yang pasti berasal dari rasio. Kritisisme berusaha memadukan dua pendapat yang berbeda tersebut. Dalam tulisan ini penulis menggagas pemikiran rasionalisme secara sistematis dan komprehensif, teristimewa mendalami jalan pikiran rasionalisme René Descartes. Secara berturut-turut penulis ingin mendalami beberapa gagasan pokok dari Rene Decartes dari dekat yaitu metode kesangsian dan Je pense donc je suis, idea-idea bawaan dan substansi dan hubungan jiwa dan badan.
Descartes menjelaskan tujuan hidupnya adalah untuk membimbing akal budi ke arah penemuan kebenaran yang sistematis dan penghapusan kesalahan. Begitu juga hal yang paling merata di dunia adalah akal sehat; sebab setiap orang merasa cukup memilikinya, sehingga orang-orang yang paling sulit dipuaskan dalam hal-hal yang lain pun sama sekali tidak menginginkan lebih daripada yang ia miliki. Dalam hal ini, agaknya mustahil pendapat tersebut keliru, dan membedakan antara yang benar dan yang salah –yang memang secara tepat disebut akal sehat atau nalar– dimiliki oleh semua orang secara merata dan alami.
Terlepas dari segala argumen dan kritikan, Descartes telah berhasil memberikan fondasi kepastian bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Descartes telah menemukan sesuatu yang tak terpikir oleh filsafat klasik, sebuah cara penalaran baru yang menjamin kebenaran dirinya sendiri secara pasti. Dunia filsafat hingga sekarang tidak mungkin melupakan dirinya sebagai the founder of modern philosophy.
Dengan adanya salah aturan oleh orang-orang setelah René akhirnya sebagaimana yang terjadi ketika zaman modern, semuanya gara-gara akal yang lepas kendali, memungkinkan mereka begitu gembira menikmati kebebasannya yang baru saja diperolehnya. Sehingga keberadaan dari sebuah akal tidak lagi dihormati sebagai kekuatan yang benar-benar dapat diandalkan dengan baik.
Oleh karena itu, koherensi sebuah hakikat manusia, dalam formulasi Je pense donc je suis rumusan Je pense (cogito) dipahami sebagai kesadaran diri. Berpikir bagi Descartes adalah menyadari. Saya yang berpikir adalah fakta sadar diri dimana saya berpikir. Maka dengan demikian akal akan berhikmah secara benar. Untuk itulah, sekecil apapun perubahan, tepaplah perubahan.[]
Aliran rasionalisme menyakini bahwa sumber pengetahuan adalah rasio, kebenaran yang pasti berasal dari rasio. Kritisisme berusaha memadukan dua pendapat yang berbeda tersebut. Dalam tulisan ini penulis menggagas pemikiran rasionalisme secara sistematis dan komprehensif, teristimewa mendalami jalan pikiran rasionalisme René Descartes. Secara berturut-turut penulis ingin mendalami beberapa gagasan pokok dari Rene Decartes dari dekat yaitu metode kesangsian dan Je pense donc je suis, idea-idea bawaan dan substansi dan hubungan jiwa dan badan.
Descartes menjelaskan tujuan hidupnya adalah untuk membimbing akal budi ke arah penemuan kebenaran yang sistematis dan penghapusan kesalahan. Begitu juga hal yang paling merata di dunia adalah akal sehat; sebab setiap orang merasa cukup memilikinya, sehingga orang-orang yang paling sulit dipuaskan dalam hal-hal yang lain pun sama sekali tidak menginginkan lebih daripada yang ia miliki. Dalam hal ini, agaknya mustahil pendapat tersebut keliru, dan membedakan antara yang benar dan yang salah –yang memang secara tepat disebut akal sehat atau nalar– dimiliki oleh semua orang secara merata dan alami.
Terlepas dari segala argumen dan kritikan, Descartes telah berhasil memberikan fondasi kepastian bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Descartes telah menemukan sesuatu yang tak terpikir oleh filsafat klasik, sebuah cara penalaran baru yang menjamin kebenaran dirinya sendiri secara pasti. Dunia filsafat hingga sekarang tidak mungkin melupakan dirinya sebagai the founder of modern philosophy.
Dengan adanya salah aturan oleh orang-orang setelah René akhirnya sebagaimana yang terjadi ketika zaman modern, semuanya gara-gara akal yang lepas kendali, memungkinkan mereka begitu gembira menikmati kebebasannya yang baru saja diperolehnya. Sehingga keberadaan dari sebuah akal tidak lagi dihormati sebagai kekuatan yang benar-benar dapat diandalkan dengan baik.
Oleh karena itu, koherensi sebuah hakikat manusia, dalam formulasi Je pense donc je suis rumusan Je pense (cogito) dipahami sebagai kesadaran diri. Berpikir bagi Descartes adalah menyadari. Saya yang berpikir adalah fakta sadar diri dimana saya berpikir. Maka dengan demikian akal akan berhikmah secara benar. Untuk itulah, sekecil apapun perubahan, tepaplah perubahan.[]
0 Komentar:
Post a Comment